Sabtu, 27 November 2010

SISTEM STARTER

catatan:di dapat dari beberapa sumber

                        MOTOR  STARTER                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           

Sejak tahun  1949 NIPPONDENSO telah memproduksi beberapa jenis dan ukuran starter untuk berbagai  jenis mein .dari mesin mesin bensin kecil sampai mesin alat alat berat.                                                                  Starter NIPPONDENSO dapat di kelompokkan  menjadi 2  type (sesuai dengan mekanisme pnghubung pinion ) :
1.TYPE  KONVENSIONAL
   TYPE  F dan  G
2. TYPE REDUKSI
     TYPE  R
                                         TYPE  KONVENSIONAL
Starter  NIPPONDENSO tipe konvensional di kelompokkan sbb ; Gbr 1-1
   
                                                





















TYPE REDUKSI
Starter  NIPPONDENSO  typeReduksi   di kelompokkan sebagai berikut  ; Gbr 1-2   
  
                                                        STARTER  TYPE  KONVENSIONAL
Gambaran umum
Setarter jenis ini banyak di pakai pada mobil ,hanya pinion dan overrunning clutch yang di geser oleh tuas /drive lever ( di gerakkan oleh solenoid ) sehingga bertaut degan ring gear.
  GBR 3-1  ;


















YOKE  ASSY
Yoke assy  terdiri dari ; yoke core , pole core  , field  coil  dan  brush ( + ).   field  coil  di pasang  pada setiap  kutub ( pole ) dengan menggunakan lempeng kabel tembaga  dan di isolasi satu dengan yang lainnya serta terhadap core yang di hubungkan secara seri dengan gulungan armature  melalui brush.
pole core  berfungsi untuk menopang  field coil dan berfungsi  untuk  memperkuat  medan  . magnet  yang di hasilkan oleh field  coil . pada umumnya  setiap motor starter memiliki 4 buah pole core yang di ikat pada yoke core ( body starter ) dengan skrup.
GBR 3-2.



















ALMATURE  ASSY
 Almature assy terdiri dari  ; almature  shaft , helical spline , armature winding  ,almature core dan komutator. Secara  umum almature berfungsi   untuk merubah energi  listrik menjadi energy mekanik ( gerak putar ) 
         
















Almature core merupakan sebatang besi yang berbentuk sylinder bercelah yang berfungsi sebagai inti besi dari coil
almature .
Almature shaft bertumpu pada 2 atau 3 bearing brush.
Helical splines di buat pada poros untuk memungkinkan overrunning . clutch bergeser secara halus saat bertaut dengan ring gear.
Loops / gulungan armature terletak pada core dan di isolasi satu dengan yang lainnya  dan ujung ujung nya di hubungkan ke segment –segment comulator.
GBR 3-3.
OVERRUNING  CLUTCH  ASSY    
 OC.  di gunakan  untuk meneruskan torsi putaran  armature ke-ring  gear mesin.
OC.  Memungkinkan pinion berputar lebih cepat dari  almature  setelah mesin di start. Mencegah kerusakan armature akibat gaya senti fugal pada kecepatan  tinggi.
Overruning  clutch terdiri dari  ;
Driving member yang di hubungkan dengan spline tube
Driven  member  yang di hubungkan pada pinion.
Clutch  splings
Cylindrical rollers.
GBR 3-4.
    
















Ada 5 atau lebih roller antara driven  dan driving member , rollers ini terletak pada lubang atau celah.   Permukaan luar dari celah ini sedikit miring  dan tirus (tapered )  setiap rollers  di dorong  kea rah bagian tirus    dari celahnya  oleh sebuah coil  spring kecil.
GBR 3-5.

















Bila auter barrel berputar kea rah jarum jam maka roller akan menekan  dan menyatukan  antara  outer barrel dan inner barrel sehingga outer barrel dan inner barrel berputar  dalam arah yang sama . keadaan  demikian  di sebabkan karena  roller  di tekan oleh spring dan putaran outer  barrel.
GBR 3-6.












Apabila mesin telah hidup  maka pinion akan  berputar lebih cepat dari outer barrel. Akibatnya  akan memindahkan  roller dari posisi semula hingga memungkinkan outer berputar bebas dari  inner barrel. Dengan demikian  putaran pinion akibat putaran ring gear tidak di teruskan ke armature .
GBR 37
.












MAGNETIC  SWITCH  ASSY
Magnetic switch  terdiri dari  ;Selenoid , Inti magnet , plunger . ( inti gerak ). Return spring , kontak dan terminal .  Selenoid  terdiri dari 2 coil  yaitu  ; pull in coil ( penarik ) dan  hold in coil ( penahan ) yang berfungsi  untuk menggerakkan pinion  sehingga bertaut dengan engine ring gear dengan cara  menarik dan  menahan plunger.
GBR 3-8.















Saat starting switch ( SS ) di tutup  ( on ) . pada saat starting switch di tutup seperti pada gambar  aliran arus yang terjadi adalah  ;
GBR 3-9.

















Gaya magnetic yang di hasilkan oleh  pull in  dan  hold in coil akan menarik  plunger sehingga  tuas penggerak akan menggeser pinion  maju kea rah ring gear.
GBR 3-30

















Saat main switch tertutup. 
Pada  saat main switch tertutup pull in coil di non aktifkan  dengan mem bypass  MT  ke C . Arus listrik mengalir  se arah dengan  panah  dan starter memulai memutar  engine.
Pada saat ini plunger  di pertahankan pada posisi tertarik  oleh gaya magnet dari  hold in coil.Saat starting  switch di lepas.
Pada saat SS  terbuka da  MS tertutup   arus  mengalir dengan arah yang di tunjukkan  anak panah ,
GBR 3-11
 B------------.>   MS ----------->.  PC ----------.>   HC ---------->  E

















Di bandingkan  dengan gambar 3-10 arus sekarang mengalir melalui  PC dan HC dengan arah yang sama    (kemagnitannya saling melemahkan )  sehingga menyebabkan  gaya magnetic pada HC berkurang, kemudian MS terbuka  dan plunger  kembali ke posisi semula dengan bantuan return spring.
DRIVE END  FRAME
Satu bagian dari drive end frame menutup overrunning clutch dan drive  lever yang berfungsi memberikan perlindungan dari debu dan udara korosif. Oilless bush dipress ( rapat ) pada drive end frame sehingga memberikan interval service yang lama.
GBR 3-12
.
















REAR END FRAME
Oilless bush juga di pres fit  ( rapat ) pada rear end frame. Grease  di tambahkan pada cover  belakang untuk melumasi  brake spring.
GBR 3-13
















DRIVE LEVER
Drive lever  ( tempat di pasangnya drive spring ) di hubungkan dengan sambungan penggeser  ( shifh linkage ) untuk menghasilkan pertautan pinion dengan ring gear yang halus dan efisien  (lihat gbr .3-14 A)
Saat starting switch di tutup gbr 3-14 ( B )  plunger akan tertarik ,sehingga secara bersamaan menggeser  pinion maju kea rah ring gear. Pada kondisi ini  walaupun pinion tidak masuk tepat ke ring gear  plunger akan tetap tertarik sampai main contact tertutup. Gbr.3-14 (C). Sat main contact tertutup  armature mulai berputar . Akibatnya pinion masuk ke ring gear . Jadi drive lever dan spring  menghasilkan gerakan masuk ( pertautan ) yang halus dan efisien.
GBR 3-14 A
  
GBR 3-14B
GBR 3-14C
















PEMBONGKARAN
Gambar berikut memperlihatkan bagian –bagian komponen dari starter type Konvensional
Gbr 3-15
 starter type Konvensional  ; Gbr 3-16
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-add-space: auto; mso-margin-bottom-alt: auto;">
  























Pembongkaran motor starter























































ARMATURE
Armature short circuit test
Tempatkan armature pada growler tester dan pegang gergaji dengan mata gergaji menghadap armature  dan putar armature  perlahan lahan ,bila ada hubungan singkat  maka gergaji bergetar dan tertarik ke armature .armature yang terhubung singkat harus diganti  atau di perbaiki.
Gbr.3-29


















Pemeriksaan permukaan komutator
Periksa permukaan komutator yang sering menyebabkan hubungan terbuka  dan perbaiki dengan meratakan memakai amplas halus #400 atau sejenisnya jika di pandang perlu.
Gbr.3-30
















 Test run out komutator
Periksa seperti  gbr.3-30 batas penggantian  ;>04mm. bila mencapai batas limit, perbaiki atau ganti 
                             
Test  pentahanan gulungan armature
Dengan menggunakan tester ,hubungkan satu probe ke komutator dan probe yang lain ke armature core kondisi ini harus tidak ada hubungan, jika ada hubungan berarti  gulungan armature tertanahkan  berhubungan dengan massa sehingga harus dig anti.
Gbr.3-31
















Pengukuran dia meter luar komutator
Gbr.3-32
































Pengukuran kedalaman  segment mica.
Periksa  kedalaman  segment mica  batas penggantian  ;< 0,2 mm.
Gbr.3-33













Kerenggangan antara  bush dan armature shaft
 Front end bush dan armature shaft
 Rear end bush dan armature  shaft
Batas pengukuran  ; (A – B ) > 0,2 mm.
Gbr.3-34













Penggantian bush
Ganti  bush seperti gbr. 3-35



















 Ganti bush dengan yang baru seperti gbr.3-36

















Catatan ;    Saat ganti  bush ,kerenggangan antara  shaft dan bush  sekitar 0,05 mm, dan beri                                             grease sesui  anjuran.
YOKE
Dengan menggunakan tester , hubungkan  probe seperti gbr.3-37 . harus berhubungan
 .
Ada  2 jenis  pentanahan ( earth )
Armature Earth
Field Earth
gbr.3-37
















BRUSH DAN  BRUSH HOLDER
Panjang brush
Batas penggantian  ; < 2/3 dari panjang brush baru, atau  ;
Gbr.3-38

































Periksa Brush Spring
Periksa Brush Spring dari kerusakan atau kotor ganti bila perlu
Periksa kemampuan  Isolasi  Brush holder
Menggunakan tester ,hubungkan satu probe ke plate brush holder
Harus tidak ada hubungan, jika terhubung ganti
Gbr.3-39

















TEST OVERRUNING CLUTCH
Periksa apakah overrunning clutch berputar bebas pada arah putaran starter dan terkunci
Pada arah kebalikannya.
Gbr.3-40

















TEST MAGNETIC SWITCH
Dalam melaksanakan  test kerja dari magnetic  switch ,harus melepas  field conector dan  memberikan tegangan yang sesuai.
Untuk menjaga agar terhindar dari kemungkinan terbakar maka waktu pengetesan  berkisar 3 – 5 detik
Untuk mempermudah  penjelasan di bawah ini  di artikan beberapa singkatan  ;
 MT------------- Main Terminal
Untuk penempatkan  main cable dari battery,biasa di sebut  MT terminal
C -------------- C -Terminal        penempatan Lead wire  dari  fiel coil
 50 ------------- 50- Terminal      Untuk penempatan  lead wire dari starting switch.

PULL –IN TEST
Sambungan kabel seperti gambar .3-41. Saat aliran listrik dari battery tersambung.
Pinion  harus bergerak keluar.
HOL –IN TEST
Dengan kondisi yang sama pada pull –in  test , lepas C –terminal
Pinion akan tetap dalam kondisi bergerak keluar.
Gbr.3-42
 
RETURN TEST
Dengan kondisi sama seperti  hold –in test, lepas C –terminal  dan lepas 50 –terminal .
Pinion harus kemali ke posisi awal.
Gbr.3-43
                     














Perakitan ulang  motor starter

 

PELUMASAN
Sebelum di rakit ulang , lumasi dengan pelumas yang sesuai pada bagian –bagian seperti berikut  ( warna hitam )  ;
Gbr 3-44.
 
Hal yang harus di perhatikan  saat perakitan ulang
Pemasangan  SNAP RING
Setelah memasang stop collar yang baru pada armature shaft.masukkan snap ring ke dalam armature shaft . pastikan snap ring terpasang dengan benar.
Ketoklah pinion untuk menyisipkan  stop collar di atas/luar snap ring.
Dengan penekan ,tepatkan stop collar dengan menekannya pada dua atau tiga tempat.
Gbr 3-45.
Pemasangan  BRUSH
( Type Heavy duty )     -------Saat memasang brush ,belitkan kawat penghantarnya.
Gbr 3-46
.
( Type Linght duty )    -------Pasang brush negatip ke brush holder dan brush positif ke brush holder positif.  pastikan  kawat penghantar brush positip  tidak menyentuh ground / badan starter.
Gbr  3-47
3-48.
 
Pemasangan  DRIVE  LEVER
Pasang  drive  lever seperti  di tunjukkan  pada  gambar  .3-49.
 
                                           
Test  unjuk  kerja
Test berikut  ini harus di lakukan setelah  menyetel  ( memasang )  kembali  motor starter.  jika peralatan  yang  di perlukan  tidak tersedia . cukup di lakukan test  tanpa beban . ( no-load-test )
No load test
Jepit starter dengan ragum dan gunakan battery  dan ammeter yang bagus. Hubungkan  starter seperti rangkaian  gbr 3-50. Starter akan bergerak halus dan segera berputar cepat setelah  pinion meloncat maju dan ammeter menunjukkan  harga  kurang dari arus yang di spesifikasikan .
Gbr 3-50
 
Load test
Baca nilai  pada amper meter  dan volt meter  saat starter  di beri  beban .  amper meter selalu menunjukkan nilai di bawah  nilai arus yang di spesifikasikan.
Gbr 3-51
Lock  torque  test
Baca  nilai torsi meter  dan amper meter saat tachometer pada harga  (0 ) rpm, setelah pemberian  beban .torsi meter  harus menunjukkan  nilai di atas  spesifikasi dan ammeter  kurang  dari arus spesifikasi.
Gbr 3-52 
Diagram  rangkaian starter Heavt duty  saat starting  switch  di tutup  aliran arusnya sebagai berikut   ;
 
 Arus  yang besar  tidak mengalir ke field coil  karena main terminal tidak tertutup .lilitan shunt di pararel dengan  lilitan medan sehingga putaran armature pelan ( arus yang mengalir ke armature kecil ).sehingga saat switch starter tertutup lompatan plunger dan putaran starter pelan . Starter type heavy duty tidak punya drive lever spring .pinion akan memutar  mesin setelah benar benar  masuk ke ring gear
.
.Relay Starter
Relay starter untuk melindungi starter switch . karena magnetic  switch ini lebih besar  dari type konvensional sehingga memerlukan arus yang besar untuk mengoperasikannya 
.
       
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar